Kamis, 26 Januari 2017

Belajar dari Padi dan Burung





Assalamu'alaikum wr wb,
 
Belajar dari Padi dan Burung
Ada kisah indah disebuah desa kecil di Klaten Jawa Tengah. Ada satu keluarga kecil yang alhamdulillah selalu diberikan kecukupan dalam berbagai hal. Keluarga ini tergolong biasa-biasa saja, tidak kaya dan tidak miskin. Tetapi keluarga ini diberikan kemudahan oleh Allah SWT dalam hal memperoleh rizki, seperti ketika memelihara ternak apapun keluarga ini pasti jadi. Dari memelihara burung merpati bisa mencapai jumlah ratusan, puluhan kelinci sampai lantai rumah yang dari tanah banyak lubang jadi rumah kelinci, belum lagi ayam, bebek, entok, kambing dan sapi yang ikut meramaikan halaman belakang rumah yang seakan-akan menjadi kebun binatang ternak yang bisa untuk liburan setiap hari, melepas lelah setelah seharian bekerja. Begitu pula untuk urusan persawahan. Allah memberi kemudahan juga untuk urusan pertanian. Keluarga ini setiap menanam apapun disawah seperti padi, jagung, kacang tanah, singkong, sayuran dan buah-buahan dan banyak lagi yang lain itu selalu subur dan hasilnya tidak pernah mengecewakan.

Banyak tetangga-tetangga yang sering bertanya kenapa bisa seperti itu. Memelihara ternak dan bertani kok bisa seenak itu ? Mencukupi kebutuhan sehari-hari tinggal kebelakang rumah atau kesawah. Tidak kebingungan ketika harga bahan-bahan di pasar melonjak.
Ketika ditanya hal seperti itu, keluarga ini menjelaskan dengan beberapa contoh sangat sederhana namun sulit masuk diakal dan amat sangat jarang yang menggunakan metode seperti  ini. Simak kisah berikut !


Ketika musim panen padi sudah akan segera tiba. Bulir-bulir padi mulai menguning. Putra dari keluarga ini sedang mencari rumput untuk ternaknya. Ada tetangga/petani sawah sebelah (biasa dipanggil Pakdhe) menyapa sekaligus memberi tahu kalau padinya yang siap panen itu sedang dikerumuni burung-burung, “Le, itu padimu dimakan burung-burung lho, mbokya diusir !!! Nanti keburu habis tidak jadi panen Kamu”, kata Pakdhe itu. Mendengar arahan Pakdhe itu bukannya langsung lari mengusir burung-burung yang lagi asyik menyantap padi yang mulai matang itu, tapi Anak itu malah tersenyum santai membiarkan padinya dimakan burung-burung. Bingung dan heran Pakdhe kembali menegur, “Lha kok malah senyum ae, sana usir burung-burung itu !!! Keburu habis..”. Kali ini anak itu beranjak dari tempat ngaritnya, namun hanya bergerak dua langkah. Kemudian dia menjelaskan kepada Pakdhe itu, “Terima kasih sekali Pakdhe sudah mengingatkan, dan mohon maaf tidak mengikuti arahan Pakdhe, Saya tahu dan yakin niat Pakdhe itu baik. Tapi Saya punya alasan mengapa Saya membiarkan burung-burung memakan padi yang siap panen itu. Pakdhe bisa bayangkan seandainya burung-burung itu Saya usir, lalu mereka akan mencari makan dimana ? sedangkan padi yang siap makan hanya di sawah ini. Burung-burung itu akan kelaparan, begitu pula dengan anak-anak mereka yang belum bisa mencari makan sendiri. Seandainya Saya usir sampai ratusan kali burung-burung itu tetap saja akan kembali kesini. Tidak apa-apa Pakdhe insyaAllah padi ini tidak akan habis. Lihat burung-burung itu Pakdhe ! Mereka tidak akan makan padi sebanyak yang Kita bayangkan. Mereka hanya makan secukupnya, hanya beberapa bulir saja, kemudian mereka akan pergi dengan sendirinya tanpa harus Kita usir, mereka kembali pulang ke sarang mereka masing-masing dan memberi makan untuk anak-anak mereka. InsyaAllah tidak akan rugi, justru malah menjadi sedekah dan berkah, padi yang sedikit (yang dimakan burung) itu sebenar-benarnya hasil usaha Kita. Karena Allah sudah menjamin barang siapa yang berinfaq/sedekah di jalan Allah akan mendapatkan pahala berlipat ganda, seperti sebutir /biji yang menumbuhkan tujuh tangkai dan setiap tangkainya menghasilkan seratus biji. Tuh kan Pakdhe... sedekah satu saja diganti tujuhratus oleh Allah...hehee...”. Pakdhe itu menganggukkan kepala seraya menepuk pundak anak itu dan segera menuju sawahnya. Dan anak itu melanjutkan lagin ngaritnya kemudian segera pulang karena matahari sudah beranjak meninggalkan singgasananya.

Dari kisah diatas ada dua hal yang dapat Kita ambil pelajaran.
  • Maka beliau bersabda: “Tidaklah seorang muslim menanam tanaman apapun atau bertani dengan tumbuhan apapun, lalu tanaman tersebut dimakan oleh oleh manusia, atau binatang melata atau sesuatu yang lain, kecuali hal itu akan berniali sedekah untuknya.” (HR. Muslim no. 1552). 
  • “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat-gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (kurnia-Nya) lagi Mahamengetabui.” (QS. Al-Baqarah: 261)
Semoga Kita semua diberikan kekuatan untuk selalu konsisten bersedekah/berinfaq di jalan Allah SWT.

Wassalamu'alaikum wr wb.

Sabtu, 14 Januari 2017

Indonesia Akan jadi Rebutan Negara Asing



 Presiden Ir. Soekarno,"Indonesia suatu saat akan jadi rebutan negara-negara lain."

Dunia menuju Krisis Air, Pangan dan Energi 
Populasi manusia didunia semakin hari semakin padat. Jumlah penduduk didunia saat ini mencapai tujuh milyar. Padahal daya tampung atau kapasitas bumi adalah tiga sampai lima milyar saja. Dengan kata lain dunia saat ini sudah overload (kelebihan beban).
Pertumbuhan ekonomi dunia semakin kritis. Kita dulu pernah mencapai 6% lebih tapi nomor urut dua puluhan didunia. Tahun 2015 pertumbuhan ekonomi Kita hanya 4.7%, tapi Kita nomor delapan didunia. Ini tanda-tandanya perekonomian didunia memang benar-benar kritis. Semakin sulit perekonomian negara semakin meningkat pula kejahatan dan konflik.

Bahan makanan semakin menipis, cadangan energi semakin habis. Banyak terjadi konflik antar negara karena perebutan sumber energi. Persaingan sudah semakin terang-terangan. Yang terakhir konflik mengenai Ukraina pada tahun 2014. Kita tahu Ukraina adalah penghasil minyak besar, sekitar sepuluh juta barrel per hari.

Indonesia terancam
Persaingan semakin ketat. Mengenai cadangan energi fosil. Cadangan energi akan segera habis. Energi fosil akan terbarukan dengan energi hayati atau tumbuh-tumbuhan. Dan hanya di sekitar ekuator yang dapat bercocok tanam sepanjang tahun. Disekitar ekuator hanya terdiri dari tiga kelompok negara yaitu ASEAN, Afrika Tengah dan Amerika Latin. Dan terbesar di ASEAN adalah Indonesia. Pada tahun 2043 jumlah penduduk yang tinggal disekitar ekuator hanya 2.5 milyar. Sedangkan yang diluar ekuator 9.8 milyar, Mereka akan kehabisan cadangan air, pangan dan energi. Dan mereka akan mencari air, pangan dan energi di sekitar ekuator, Indonesia. Saat itu Indonesia akan menjadi rebutan negara-negara asing. Negara Kita akan diserang dengan cara apapun. Perpindahan penduduk dari negara diluar ekuator ke sekitar ekuator akan semakin nyata. Seperti akhir-akhir ini Kita mulai banyak kedatangan warga asing dengan cara apapun dan mereka mencari makan di negara Kita.
Kita sudah kehilangan Timor Timur yang sekarang menjadi Timor Leste. Kita belum lama kehilangan dua pulau sekaligus, Sipadan dan Ligitan. Yang sedang ramai, Kepulauan Natuna di Laut Cina Selatan yang bersinggungan dengan Zona Economy Exclisive sudah diklaim milik Cina.
Ancaman juga terjadi dari dalam negeri seperti semakin maraknya teroris. Selain itu adanya perang candu (narkoba) menyerang Pemuda-Pemudi Kita.

Indonesia harus Bersatu
Indonesia saat ini sedang dipecah belah. Saat ini seakan-akan Kebhinekaan Tunggal IKa sudah hilang. Kita mudah sekali terprovokasi dan mempovokasi apalagi soal SARA. Indonesia sekarang lebih mudah mengatakan AKU daripada KITA. Indonesia sekarang mudah sekali diadu domba.
Bung Karno pernah mengatakan, "Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, Perjuangan Kalian akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri".

Mari Kita bangkitkan lagi Persatuan Indonesia, Bangkitkan Para Pemuda, Ingatkan lagi Sumpah Pemuda yang pernah memenangkan Indonesia. Semoga KITA Indonesia selalu menjadi Bangsa Pemenang.



Muhasabah bersama Naiknya Harga Cabe


Bismillah, Assalamu'alaikum,

Indonesia, Negeri yang kaya akan sumber daya alam. Terbukti dari tanahnya yang sangat subur beserta aneka tumbuh-tumbuhan, Hutan yang lebat dengan aneka flora dan faunanya,
Garis laut terpanjang kedua didunia dengan hasil ikan dan garamnya, masih banyak lagi seperti air yang sangat jernih, tambang minyak, gas, batubara, emas, timah dll.
Sampai ada yang mengatakan "Indonesia adalah Syurganya didunia", adapula yang mengatakan " Di tanah Indonesia menanam tongkat dan batu saja bisa berbuah".


Secara geografis Indonesia terletak di equator atau katulistiwa atau yang selalu dilewati matahari. Patut disyukuri,Tumbuh-tumbuhan apapun dapat hidup dengan subur di Indonesia.
Mulai dari bahan makanan, obat-obatan, kayu dan lain-lain. Selain tumbuh-tumbuhan, berbagai jenis hewan dan ikan juga melimpah disini. Kebutuhan minyak, gas, emas,batubara dan tambang lainnyapun  tersedia.

Lantas mengapa di Negeri yang kaya raya akan alamnya ini masih harus terus mengimpor kebutuhan pangan dan lain-lain dari negara lain ?
Padi, jagung, kedelai dkk impor,

Sayuran dan buah-buahan impor,
Empon-empon juga impor,
Daging impor,Ikan impor,Garampun harus impor...
Minyak dan gas juga impor,
Pakaian bekaspun impor,,,,haloooooo...

Yang pasti hal ini disebabkan antara Supply (Pengadaan) dan Demand (Permintaan) tidak seimbang atau bankan Permintaan jauh lebih besar daripada Pengadaan/produksi.
Jadi untuk mencukupi kebutuhan yang semakin lama semakin tinggi maka solusi tercepat dan termudah yang dipilih adalah IMPOR.
Padahal Kita tahu kualitas barang/bahan impor tidak sebaik yang Kita butuh dan harapkan. Kita pilih impor karena harga lebih murah dari hasil lokal.


Lalu mengapa harus jalan impor yang dipilih ? bukan memaksimalkan pertanian dan produk lokal.?
 

Berikut analisa asal-asalan Saya tentang dasar mengapa Negara Kita harus selalu mengimpor dari negara lain khususnya impor bahan pangan:
 
1. Kita agungkan budaya Konsumtif
Kebanyakan dari Kita selalu mengandalkan sepenuhnya kepada orang lain(petani) untuk memproduksi bahan pangan yang kita butuhkan. Kita belum terbiasa untuk memproduksi sendiri bahan yang kita butuhkan.
Misal, Kita bisa menanam beberapa pohon cabe, sayuran atau buah-buahan dipot teras rumah. Dengan begitu Secara tidak langsung Kita membantu menjadi produsen pangan, minimal untuk keluarga sendiri dan syukur-syukur bisa dibagi ke tetangga.
Setidak-tidaknya Kita tidak akan terkena efek lonjakan harga cabe yang cukup tinggi seperti saat ini, harga cabe rawit per kilogram mencapai Rp 140.000,-. Wowww....funtastissss...


Seandainya Kita bisa melakukan hal seperti ini Saya yakin Kita bisa mengurangi kebutuhan impor bahan pangan.

2. Pendidikan
Kita sejak kecil oleh Orang Tua sudah sering dinasehati harus sekolah yang pinter supaya sukses,tidak hanya jadi petani seperti Mereka. Jadi petani itu susah, berat harus panas-panasan.
Nah dari situ otomatis Kita berfikir seakan-akan Petani bukan pekerjaan yang keren. Sekarang sudah sangat jarang sekali ada anak muda yang mau dan senang jadi petani, sedangkan Orang-orang Tua Kita sudah mulai lemah. Padahal kalau di Jepang sana, Petani adalah pekerjaan yang sangat terhormat,
karena mmbantu menyediakan sumber pangan bagi umat manusia. 

 
3. Faktor Alam / Cuaca
Iklim di Negara Kita sekarang sudah berubah atau bahkan tidak menentu/ tidak dapat diprediksi. ini berimbas ke Petani kesulitan untuk menentukan waktu yg tepat untuk penanaman
 

4. Metode konvensional
Petani Kita masih banyak yang masih menggunakan metode konvensional, baik untuk pengolahan lahan, pembibitan, penanaman, perawatan, pemanenan, sampai distribusi dan pemasaran.
Padahal sekarang sudah banyak cara bercocok tanam selain menggunakan media tanah (sawah), misal hidroponik. Cara-cara seperti hydroponik dapat dilakukan dirumah/teras
karena tidak menggunakan tanah. Cara ini lebih efektif karena dapat menanam secarabertingkat dan bermacam-macam tumbuhan sekaligus.
 
Metode Pertanian Modern

5. Jumlah Penduduk Membludak dan Lahan Pertanian semakin sempit
Kita tahu lahan pertanian semakin habis. Sudah berubah menjadi gedung-gedung dan rumah-rumah karena kebutuhan tempat tinggal juga meningkat drastis akibat ledakan jumlah penduduk yang tak terkendali.
 

6. Minim Peminat/Investor
Sekarang Kita bisa lihat kanan kiri Kita atau tanya pada Orang sekitar apakah mereka mau berinvestasi dibidang pertanian atau peternakan ??? Mayoritas Mereka tidak mau berinvertasi di dua bidang tersebut karena terlalu beresiko dan lama untuk mendapatkan keuntungan.
Mereka cenderung memilih investasi yang relatif lebih aman seperti membeli rumah, emas atau tabungan daripada pertanian atau peternakan yang resikonya lebih tinggi.
 

7. Kurang berpihaknya kebijakan pemerintah pada sektor Pertanian
Terutama terhadap langkah-langkah pengembangan sektor pertanian terutama dalam hal penerapan teknologi baru, penyediaan bibit unggul dan pupuk dengan harga murah, membantu dalam proses distribusi dan pemasaran.


Itulah sedikit analisa asal-asalan Saya mengapa Indonesia masih menggantungkan soal pangan kepada negara lain.
Semoga analisa ini dapat memberikan sedikit gambaran dan dapat menjadi bahan muhasabah/mawas diri pada diri Kita semua untuk kedepannya Negara Kita mampu mandiri lagi seperti dahulu. Sedikit demi sedikit, pelan- pelan semoga Kita nanti mampu swasembada pangan baik padi, jagung, kedelai, sayuran, buah-buahan, daging dan lain lain.
Satu lagi, semoga sebentar lagi Kita tidak lagi menjadi Negara Pengimpor. Justru Kita harus bisa menjadi Negara Pengekspor Bahan Pangan ke negara lain.
Aaaaaamiiiiiin...

Wassalamu'alaikum...

Sabtu, 07 Januari 2017

Tak Akan Ada Rasa Puas


Bismillah, Assalamu'alaikum wr wb, 

Salah satu sifat manusia yang paling umum adalah Tidak memiliki rasa puas. Dibawah ini sedikit ilustrasinya.

Dulu waktu di Kampung halaman, bekerja hanya ada dua pilihan yaitu pertanian dan peternakan. Tidak ada gaji tetap atau gaji bulanan yang diandalkan untuk memenuhi kebutuhan harian. Kendaraan cukup sepeda onthel, alat komunikasi masih mengandalkan surat menyurat, paling mentok telefon konvensional di wartel (warung telekomunikasi). Tapi hidup berjalan aman-aman saja.

Sampai suatu ketika muncul keinginan mengadu nasib di Kota untuk meningkatkan kesejarhteraan supaya hidup tidak gitu-gitu aja. Berkesempatan bekerja pada sebuah perusahaan makanan dan mendapatkan gaji bulanan 900 ribuan. sudah bisa bayar sewa sepetak kamar untuk tinggal seharga 250 ribuan per bulan. Kebutuhan perut juga yang murmer di warung makan dekat kontrakan,asal ada nasi sambel, tempe dan air tawar sudah nikmat sekali. Belum genap setahun sudah pengen beli telepon genggam (waktu itu Siemens S35i). Kemana-mana naik ojek atau angkot atau kombinasi keduanya.
Hidup masih berjalan dan menyenangkan meski sederhana.

Masuk tahun kedua gaji menjadi 1.2jt an. Tinggal di sepetak kontrakan dirasa sempit. Pindah kontrakan yang ada tiga ruang (ruang tamu, ruang tidur dan kamar mandi). Keingginan untuk ganti hp pun muncul karna kalau tengok kanan kiri hp teman-temannya sudah ada warnanya semua dan sepertinya gaji cukup untuk memenuhi hasratnya itu. Tukar tambahlah jadinya si 3310 yang masih hitam putih dan bunyinya tiiiitt....tiiiitt...dengan Sony Ericson K700i yang layarnya sudah warna warni juga suaranya bagus bisa aiueo. Naik ojek udah ogah-ogahan apalagi angkot, macet, panas dan ugal-ugalan. Terbesit dipikirannya kalau punya sepeda motor sndiri asik nih. Tidak lama diboyonglah sepeda motor bebek cantik idaman. Meskipun baru mampu beli motor seken/bekas tapi senengnya luar biasa. Sudah ada kendaraan, menu makananpun sedikit meningkat. Bisa pilih ini itu yang jauh atau yang dekat sesuka hati.
Dihitung-hitung jumlah kebutuhan sudah mepet dengan pendapatan bulanan tapi hidup tetap menyenangkan.

Tahun ke lima gaji naik menjadi 4jt an keinginanpun turut meningkat. Kontrakan tiga petak sudah dirasa tidak nyaman. Mulai lirik rumah. Ya, masih ngontrak tapi rumah yang bisa dibilang dua kali lebih besar dari kontrakan sebelumnya. Tiap bulannya harus membayar sekitar 700 ribuan. Motor bebekpun rasanya juga harus naik kelas menjadi Motor sport yang harganya tidak bisa dibilang murah. Tapi demi menuruti hasrat, kredit menjadi solusi. Sekarang K700i pun sudah ketinggalan jaman dan tak bisa membuatnya tampil gaya dihadapan teman-temannya. Meskipun masih bagus dan berfungsi normal tetap saja tergoda dengan hp yang layarnya lebar dengan berbagai fitur yang menghiasinya. Urusan makanpun tidak mau ketinggalan. Motor keren hp keren yaa nongkrongnya di cafe laah. Makan paling tidak KFC atau McD atau sejenisnya.
Meski tidak sempat menabung dan kepala sdikit nyut-nyutan mikir cicilan kndaraan tapi tetap bisa senyum senang bisa bawa motor sport dan hp keren.

Tiga tahun berjalan gajipun naik menjadi 6jt an. Hasrat tidak mau berhenti disitu saja, Seiring bertambahnya pendapatan, keinginanpun sejalan. Ngontrak rumah sudah tidak menantang lagi. Dipilihlah rumah cluster yang kelihatannya jauh lebih nyaman ditinggali. Meskipun KPR/ kredit 20 tahun dan tiap bulannya harus rela membayar 2.5jt an, tapi kan keren rumah sendiri Broo. Kali ini cukup tahan lama beberapa tahun tidak ganti kendaraan karena nyut-nyutan semakin terasa mikir cicilan rumah . Paling ganti hp yang fiturnya lebih lengkap meskipun jarang dipakai bahkan tidak tahu cara menggunakan fiturnya. Yang penting keren sperti orang-orang.

Lima tahun kemudian gaji bulanan sudah mencapai 10jt. Cicilan bulanan rumah rasanya agak enteng ya. Meskipun masih jauh dari kata lunas, ada saja keinginan yang aneh-aneh muncul dikepalanya. Rumah ada, garasi luas, masa isinya cuma roda dua ??? Mulai deh kepincut dengan roda empat yang dipajang diparkiran stasiun pengisian BBM. Tersedia berbagai merk dan tipe yang ditawarkan oleh Mbak-Mbak Pramuniaga. Sembari isi bensin, sempatkan mampir sekedar tanya-tanya atau nyobain duduk di belakang kemudi. Hmmmm.... sambil manggut-manggut Dia bergumam... keren ya bawa mobil sendiri begini?
Pas mau pulang dikasihlah brosur beberapa merk mobil. Sesampainya di rumah dilihat lagi brosur itu, sambil lihat slip gaji, dihitung-hitung dan fix jadi. Keesokan harinya langsung menyiapkan syarat-syaratnya dan langsung kembali ke cabang dealer di Stasiun BBM untuk mengajukan pembelian kendaraan dan akhirnya disetujui.
Dua minggu kemudian mobil idaman sudah ada di garasi rumah. Ada rasa senang, bangga dan nyut-nyutan yang sedikit tambah berat karena harus mengangsur 4jt an tiap bulan selama 5 tahun.

Dari sedikit ilustrasi diatas ternyata makin tinggi gaji/pendapatan Kita, semakin banyak pula yang Kita inginkan. Berapapun uang yang Kita miliki tidak akan pernah mampu memenuhi nafsu duniawi.
Kita bisa kok dengan gaji yang tinggi tapi tetap hidup sederhana. Semua kontrol masih pada Kita bukan pada Uang. Sederhana bukan berarti pelit lho. Kita harus pandai-pandai memilah mana yang penting dan mana yang sekedah nafsu/gengsi. Jangan malu punya tempat tinggal sederhana, Toh tempat tinggal Kita nantinya tetap tidak lebih dari 1 x 2 meter persegi. Jangan malu menggunakan alat-alat yang sederhana yang penting tepat fungsinya, bukan sekedar gaya. Nanti juga tidak akan dibawa mati. Jangan malu makan makanan yang sederhana namun bergizi. Toh makanan apapun semahal apapun nanti keluarnya juga sama bentuknya.
Jangan mau diperbudak serakah, diperbudak uang atau diperbudak trend/gengsi.
Karena sesungguhnya seberapapun kekayaan Kita tidak akan dibawa ke liang lahat, tapi justru menjadi beban dan pertanyaan disana nanti, dari mana Kau dapatkan dan kemana Kau pergunakan.


Rujukan:

Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَوْ أَنَّ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَادِيَانِ ، وَلَنْ يَمْلأَ فَاهُ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
Seandainya seorang anak Adam memiliki satu lembah emas, tentu ia menginginkan dua lembah lainnya, dan sama sekai tidak akan memenuhi mulutnya (merasa puas) selain tanah (yaitu setelah mati) dan Allah menerima taubat orang-orang yang bertaubat.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 6439 dan Muslim no. 1048)
Dalam lafazh lain disebutkan,


عَنْ عَبَّاسِ بْنِ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ الزُّبَيْرِ عَلَى الْمِنْبَرِ بِمَكَّةَ فِى خُطْبَتِهِ يَقُولُ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَقُولُ « لَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ أُعْطِىَ وَادِيًا مَلأً مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَانِيًا ، وَلَوْ أُعْطِىَ ثَانِيًا أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَالِثًا ، وَلاَ يَسُدُّ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
Dari Ibnu ‘Abbas bin Sahl bin Sa’ad, ia berkata bahwa ia pernah mendengar Ibnu Az Zubair berkata di Makkah di atas mimbar saat khutbah, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Seandainya manusia diberi satu lembah penuh dengan emas, ia tentu ingin lagi yang kedua. Jika ia diberi yang kedua, ia ingin lagi yang ketiga. Tidak ada yang bisa menghalangi isi perutnya selain tanah. Dan Allah Maha Menerima taubat siapa saja yang mau bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6438).

Semoga menjadi bahan muhasabah Kita semua.

Wassalamu'alaikum wr wb

Jumat, 23 Desember 2016

Melihatlah ke Bawah


Bismillah, Assalaamu 'alaikum wa Rahmatullahi wa Barakaatuh,
Kisah ini tentang Seorang Remaja yang baru lulus Sekolah Menengah Kejuruan yang kemudian memutuskan untuk merantau untuk mencari pengalaman. Kebetulan Dia juga lulus tes untuk masuk bekerja di salah satu Perusahaan besar di Indonesia tepatnya di Cikarang, Bekasi. Tak lama setelah pengumuman rekrutmen tersebut Dia berangkat ke Cikarang bersama empat temannya yang juga baru kenal pas tes logic (mesin) rekrutmen waktu itu.

Setelah beberapa tahun bekerja di Cikarang, Dia sudah beberapa kali liburan di sekitar Cikarang termasuk sampai ke Jakarta. Disana Dia melihat banyak sekali pemandangan yang tidak ada di Kota asalnya, tak terkecuali Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) beserta apa saja yang ada diatasnya.

Di Jembatan ini Dia menemui kejadian yang cukup mendobrak hatinya yang mungkin selama ini tertutup kerasnya batu kesombongan.

Hari Minggu dan bertepatan setelah gajian. Sebelum berkeliling Mall Dia sempat mampir ke sebuah ATM terdekat untuk mengecek apakah gaji sudah benar-benar masuk kedalam rekening. Dengan senyum kecil  sembari alis naik mata berkedip berkali-kali, kemudian Dia berkata Yessss....dah masuk.
Dia melanjutkan berjalan-jalan keliling mall melihat- lihat pakaian dan tak lupa mencicipi makanan ala orang kota yang harganya yang tidak bisa dibilang murah.
Ketika sudah puas keliling pada satu mall, Dia melirik mall sebelah yang tak kalah megahnya. Dari papan besar di bagian atas gedung ada gambar beberapa merk handphone berkelas dapat dipastikan mall diseberang adalah toko besar yang menjual aneka handphone.

Tak pikir panjang Dia langsung menyeberang melalui jalur yang sudah disediakan khusus penyeberang jalan atau sering disebut JPO. Diatas JPO Dia sempat berhenti dan bengong melihat ada Nenek-nenek yang sudah sangat sepuh tampak pucat sambil memegang perut dengan tangan kirinya seraya menguncupkan jari-jari tangan kanannya menghadap kemulutnya, seakan ingin berkata, "Saya belum makan dari kemarin Pak, mohon sedekahnya Pak."
Ada banyak orang yang melewati JPO ini tapi entah kenapa tak satupun Dia melihat ada orang yang memberikan sedikit sedekah untuk Nenek ini. Yang ada hanya melambaikan tangan atau menggelengkan kepala isyarat tidak akan memberikan sedekah. Bahkan tak jarang yang tegap berjalan tanpa peduli sekitarnya. Tapi, hatinya terketuk untuk memberikan sedikit sedekah untuk Nenek itu. Sempat terlintas bisikan setan,"Jangan Bos, Nenek itu hanya pura-pura, kalau dikasih nanti jadi keterusan, jadi pekerjaannya lhoh, nanti yang lain ikut-ikutan meminta-minta seperti nenek itu."
Tapi Dia ingat didalam dompetnya selain ada beberapa lembar merah ratusan ribu, ada juga terselip lembaran merah yang lain yaitu sepuluh ribuan. Akhirnya Dia ambil dari dalam dompetnya kemudian diberikan kepada Nenek tersebut.

Waktu Nenek itu melihat nilai uang yang baru diterimanya, mulai terlihat agak sedikit mengembang raut wajah senang. Beliau langsung mengucapkan Puji dan Syukur kepada Allah dengan penuh kesungguhan,"Alhamdulillah ya Allah..... Alhamdulillahi Rabbil 'Alamiiiiin... Terima kasih Pak..... terima kasih banyak Pak".
Beliau juga mendoakan supaya Ibu Ayah dan keluarganya nya diberikan kesehatan dan kebahagiaan, semoga dilipat gandakan rizqinya, diberikan kebahagiaan lahir batin, dikaruniai keluarga yang Sakinah Mawadah wa Rahmah, mendapatkan anak-anakyang shaleh shalihah, serta Dia dan Keluarganya diberikan kedudukan yang mulia di Syurga.

Dia tak menyangka akan mendapat doa sedemikian mengharukan. Awalnya Dia menduga hanya akan mendapat ucapan terima kasih saja. Dia tak kuasa menahan haru, Dia mengucapkan beberapa kata kepada Nenek itu kemudian Dia kembali turun dari tangga JPO tidak jadi mnyeberang. Sampai bawah anak tangga JPO sempat Dia menoleh keatas kearah dimana Nenek tadi duduk. Terlihat Nenek berjalan pelan turun ke seberang dan menghampiri salah satu warung nasi. Dan ternyata benar Nenek itu kelaparan.
Makin lemas kaki ini untuk berdiri. Duduk menundukkan kepada diantara kedua lutut. Terasa seperti deggggghhh dihati...

Teringat lagi..., hanya diberi sedekah sedikit saja Beliau tak henti-hentinya mengucap syukur. Tak hanya itu saja, Beliau mendoakan Dia, Ibu Ayahnya, Keluarganya, Istri dan Anak- anaknya, hingga kedudukan mulia di Syurga.
Sementara Dia yang setiap bulannya rutin mendapatkan gaji ratusan kali lipat dari uang yang disedekahkan tadi hanya bisa senyum kecil  sembari alis naik mata berkedip berkali-kali, kemudian Dia berkata Yessss....dah masuk, lupa mengucap syukur, lupa bersedekah, berinfaq, lupa beramal.
Bahkah yang selalu tersemat dipikirannya selama ini hanya Pakain bagus, makanan mewah, main di Mall megah, handphone bagus.
Dari situ muncul pertanyaan, Siapakah yang layak ke Syurga ???

Dari kejadian tersebut Dia mulai mengurangi gaya hidup bermewah-mewahan, mulai jarang main ke Mall, jarang belanja, memakai handphone yang biasa-biasa. Dia mulai mengarahkan gaya hidupnya pada kebiasaan yang bermanfaat untuk orang lain. Dia juga sering menasehati teman-temannya untuk TIDAK MELIHAT KEATAS UNTUK URUSAN DUNIA, TAPI MELIHATLAH KEATAS UNTUK URUSAN AKHERAT.

Demikian juga nasehat untuk Kita semua, ketika Kita mempunyai banyak keinginan keduniawian, untuk mengatasi godaan sperti ini coba liat kebawah (orang yang kemampuannya dibawah Kita)!!! Betapa banyak orang yang masih menggunakan kendaraan lebih jelek dari kendaraan Kita, bahkan banyak pula orang disekitar Kita yang sulit mendapatkan makana atau kebutuhan sehari-hari.
Nah, kalau untuk urusan Akherat jangan melihat kebawah. Untuk mendapatkan tempat di Syurga kelak, Kita harus melihat keatas (Orang-orang yang rajin beribadah). Berkumpul dan berlomba-lomba dalam kebajikan.

Sekali lagi,  MARI BELAJAR MENGUCAP SYUKUR, JANGAN MELIHAT KEATAS UNTUK URUSAN DUNIA, TAPI MELIHATLAH KEATAS UNTUK URUSAN AKHERAT...!!!