Sabtu, 07 Januari 2017

Tak Akan Ada Rasa Puas


Bismillah, Assalamu'alaikum wr wb, 

Salah satu sifat manusia yang paling umum adalah Tidak memiliki rasa puas. Dibawah ini sedikit ilustrasinya.

Dulu waktu di Kampung halaman, bekerja hanya ada dua pilihan yaitu pertanian dan peternakan. Tidak ada gaji tetap atau gaji bulanan yang diandalkan untuk memenuhi kebutuhan harian. Kendaraan cukup sepeda onthel, alat komunikasi masih mengandalkan surat menyurat, paling mentok telefon konvensional di wartel (warung telekomunikasi). Tapi hidup berjalan aman-aman saja.

Sampai suatu ketika muncul keinginan mengadu nasib di Kota untuk meningkatkan kesejarhteraan supaya hidup tidak gitu-gitu aja. Berkesempatan bekerja pada sebuah perusahaan makanan dan mendapatkan gaji bulanan 900 ribuan. sudah bisa bayar sewa sepetak kamar untuk tinggal seharga 250 ribuan per bulan. Kebutuhan perut juga yang murmer di warung makan dekat kontrakan,asal ada nasi sambel, tempe dan air tawar sudah nikmat sekali. Belum genap setahun sudah pengen beli telepon genggam (waktu itu Siemens S35i). Kemana-mana naik ojek atau angkot atau kombinasi keduanya.
Hidup masih berjalan dan menyenangkan meski sederhana.

Masuk tahun kedua gaji menjadi 1.2jt an. Tinggal di sepetak kontrakan dirasa sempit. Pindah kontrakan yang ada tiga ruang (ruang tamu, ruang tidur dan kamar mandi). Keingginan untuk ganti hp pun muncul karna kalau tengok kanan kiri hp teman-temannya sudah ada warnanya semua dan sepertinya gaji cukup untuk memenuhi hasratnya itu. Tukar tambahlah jadinya si 3310 yang masih hitam putih dan bunyinya tiiiitt....tiiiitt...dengan Sony Ericson K700i yang layarnya sudah warna warni juga suaranya bagus bisa aiueo. Naik ojek udah ogah-ogahan apalagi angkot, macet, panas dan ugal-ugalan. Terbesit dipikirannya kalau punya sepeda motor sndiri asik nih. Tidak lama diboyonglah sepeda motor bebek cantik idaman. Meskipun baru mampu beli motor seken/bekas tapi senengnya luar biasa. Sudah ada kendaraan, menu makananpun sedikit meningkat. Bisa pilih ini itu yang jauh atau yang dekat sesuka hati.
Dihitung-hitung jumlah kebutuhan sudah mepet dengan pendapatan bulanan tapi hidup tetap menyenangkan.

Tahun ke lima gaji naik menjadi 4jt an keinginanpun turut meningkat. Kontrakan tiga petak sudah dirasa tidak nyaman. Mulai lirik rumah. Ya, masih ngontrak tapi rumah yang bisa dibilang dua kali lebih besar dari kontrakan sebelumnya. Tiap bulannya harus membayar sekitar 700 ribuan. Motor bebekpun rasanya juga harus naik kelas menjadi Motor sport yang harganya tidak bisa dibilang murah. Tapi demi menuruti hasrat, kredit menjadi solusi. Sekarang K700i pun sudah ketinggalan jaman dan tak bisa membuatnya tampil gaya dihadapan teman-temannya. Meskipun masih bagus dan berfungsi normal tetap saja tergoda dengan hp yang layarnya lebar dengan berbagai fitur yang menghiasinya. Urusan makanpun tidak mau ketinggalan. Motor keren hp keren yaa nongkrongnya di cafe laah. Makan paling tidak KFC atau McD atau sejenisnya.
Meski tidak sempat menabung dan kepala sdikit nyut-nyutan mikir cicilan kndaraan tapi tetap bisa senyum senang bisa bawa motor sport dan hp keren.

Tiga tahun berjalan gajipun naik menjadi 6jt an. Hasrat tidak mau berhenti disitu saja, Seiring bertambahnya pendapatan, keinginanpun sejalan. Ngontrak rumah sudah tidak menantang lagi. Dipilihlah rumah cluster yang kelihatannya jauh lebih nyaman ditinggali. Meskipun KPR/ kredit 20 tahun dan tiap bulannya harus rela membayar 2.5jt an, tapi kan keren rumah sendiri Broo. Kali ini cukup tahan lama beberapa tahun tidak ganti kendaraan karena nyut-nyutan semakin terasa mikir cicilan rumah . Paling ganti hp yang fiturnya lebih lengkap meskipun jarang dipakai bahkan tidak tahu cara menggunakan fiturnya. Yang penting keren sperti orang-orang.

Lima tahun kemudian gaji bulanan sudah mencapai 10jt. Cicilan bulanan rumah rasanya agak enteng ya. Meskipun masih jauh dari kata lunas, ada saja keinginan yang aneh-aneh muncul dikepalanya. Rumah ada, garasi luas, masa isinya cuma roda dua ??? Mulai deh kepincut dengan roda empat yang dipajang diparkiran stasiun pengisian BBM. Tersedia berbagai merk dan tipe yang ditawarkan oleh Mbak-Mbak Pramuniaga. Sembari isi bensin, sempatkan mampir sekedar tanya-tanya atau nyobain duduk di belakang kemudi. Hmmmm.... sambil manggut-manggut Dia bergumam... keren ya bawa mobil sendiri begini?
Pas mau pulang dikasihlah brosur beberapa merk mobil. Sesampainya di rumah dilihat lagi brosur itu, sambil lihat slip gaji, dihitung-hitung dan fix jadi. Keesokan harinya langsung menyiapkan syarat-syaratnya dan langsung kembali ke cabang dealer di Stasiun BBM untuk mengajukan pembelian kendaraan dan akhirnya disetujui.
Dua minggu kemudian mobil idaman sudah ada di garasi rumah. Ada rasa senang, bangga dan nyut-nyutan yang sedikit tambah berat karena harus mengangsur 4jt an tiap bulan selama 5 tahun.

Dari sedikit ilustrasi diatas ternyata makin tinggi gaji/pendapatan Kita, semakin banyak pula yang Kita inginkan. Berapapun uang yang Kita miliki tidak akan pernah mampu memenuhi nafsu duniawi.
Kita bisa kok dengan gaji yang tinggi tapi tetap hidup sederhana. Semua kontrol masih pada Kita bukan pada Uang. Sederhana bukan berarti pelit lho. Kita harus pandai-pandai memilah mana yang penting dan mana yang sekedah nafsu/gengsi. Jangan malu punya tempat tinggal sederhana, Toh tempat tinggal Kita nantinya tetap tidak lebih dari 1 x 2 meter persegi. Jangan malu menggunakan alat-alat yang sederhana yang penting tepat fungsinya, bukan sekedar gaya. Nanti juga tidak akan dibawa mati. Jangan malu makan makanan yang sederhana namun bergizi. Toh makanan apapun semahal apapun nanti keluarnya juga sama bentuknya.
Jangan mau diperbudak serakah, diperbudak uang atau diperbudak trend/gengsi.
Karena sesungguhnya seberapapun kekayaan Kita tidak akan dibawa ke liang lahat, tapi justru menjadi beban dan pertanyaan disana nanti, dari mana Kau dapatkan dan kemana Kau pergunakan.


Rujukan:

Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَوْ أَنَّ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَادِيَانِ ، وَلَنْ يَمْلأَ فَاهُ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
Seandainya seorang anak Adam memiliki satu lembah emas, tentu ia menginginkan dua lembah lainnya, dan sama sekai tidak akan memenuhi mulutnya (merasa puas) selain tanah (yaitu setelah mati) dan Allah menerima taubat orang-orang yang bertaubat.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 6439 dan Muslim no. 1048)
Dalam lafazh lain disebutkan,


عَنْ عَبَّاسِ بْنِ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ الزُّبَيْرِ عَلَى الْمِنْبَرِ بِمَكَّةَ فِى خُطْبَتِهِ يَقُولُ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَقُولُ « لَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ أُعْطِىَ وَادِيًا مَلأً مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَانِيًا ، وَلَوْ أُعْطِىَ ثَانِيًا أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَالِثًا ، وَلاَ يَسُدُّ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
Dari Ibnu ‘Abbas bin Sahl bin Sa’ad, ia berkata bahwa ia pernah mendengar Ibnu Az Zubair berkata di Makkah di atas mimbar saat khutbah, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Seandainya manusia diberi satu lembah penuh dengan emas, ia tentu ingin lagi yang kedua. Jika ia diberi yang kedua, ia ingin lagi yang ketiga. Tidak ada yang bisa menghalangi isi perutnya selain tanah. Dan Allah Maha Menerima taubat siapa saja yang mau bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6438).

Semoga menjadi bahan muhasabah Kita semua.

Wassalamu'alaikum wr wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar